Kawasan Dayeuhkolot Ambles 7 cm Per Tahun

 

http://detikbandung.com Banjir yang melanda kawasan Dayeuhkolot setiap kali musim hujan diprediksi akan semakin meluas. Sebab, setiap tahunnya amblesan tanah di kawasan tersebut mencapai 7 centimeter. Tak hanya Dayeuhkolot, Leuwi Gajah mengalami kondisi yang sama. Kondisi itu disebabkan, konsumsi air tanah yang berlebihan oleh pabrik-pabrik yang berada di sekitarnya.

“Pabrik-pabrik hingga sampai saat ini mengkonsumsi air tanah sangat besar. Air tanah yang menahan hujan, sudah tak bisa lagi menahan amblesan tanah,” ujar Kepala Pusat Lingkungan Geologi Badan Geologi Departemen ESDM, Damaryanto, di sela-sela Kolokium Badan Geologi di Hotel Horison Bandung, Jalan Pelajar Pejuang 45, Jumat (12/12/2008).

Sementara itu Kabid Informasi Pusat Lingkungan Geologi Badan Geologi Departemen ESDM Dodid Murdo Hardono mengatakan Dayeukolot dan Leuwi Gajah merupakan kawasan yang paling rawan mengalami amblesan tanah.

“Di sana setiap tahunnya 5 hingga 7 centimeter tanah ambles, lebih tinggi dibandingkan Majalaya dan Cicalengka yang masih di bawah 5 centimeter per tahun,” ujarnya.

Menurut dia amblesnya tanah di kawasan tersebut sudah terjadi sejak 80 tahun lalu. Namun tidak separah saat ini. “40 tahun lalu, pabrik-pabrik di sana mengambil air tanah per hari mencapai 300 meter kubik per hari. Kalau sekarang 200 meter kubik per hari karena airnya sudah sedikit lagi,” katanya.

Kondisi ini, lanjutnya, memungkinkan memperparah banjir di wilayah tersebut. “Kalau air permukaan mengalir banyak dan sedikit membentuk air tanah, kemungkinan banjirnya makin meluas di sana,” kata dia.

Untuk mengatasinya, kata Dodid, perlu dibuat sumur resapan yang bisa menampung laju air permukaan. “Sehingga air yang ada di permukaan hanya sedikit karena lebih banyak meresap ke dalam tanah,” jelasnya.

Sementara itu Damaryanto menambahkan, diperlukan juga aturan mengenai pembatasan pengambilan air tanah oleh industri untuk menghindari semakin kosongnya persediaan air tanah yang berakibat pada amblesnya tanah. “Atau dilakukan penghijauan. Dengan akar-akar pohon, bisa menyerap air permukaan dan banjir tidak meluas,” tandas Damaryanto.

 

~ by VIQEN on December 12, 2008.

3 Responses to “Kawasan Dayeuhkolot Ambles 7 cm Per Tahun”

  1. Menyedihkan memang jika kita menelusuri jalan di Dayeuhkolot. Terutama ketika musim hujan seperti saat ini. Bukan hanya banjir, tapi air berwarna kehitam2an dan berbau mnenyengat akibat buangan limbah industri tergenang dimana2.

    Harus ada langkah2 konkrit untuk menertibkan penggunaan air tanah dan penanganan limbah demi menyelamatkan alam.

    Tabik…

  2. […] Kawasan Dayeuhkolot Ambles 7 cm Per Tahun […]

  3. kasus di dayeuhkolot perlu segera ditangani kalau tidak akan semakin parah..
    pemerintah juga harus bertindak tegas, jangan diam saja. baik dalam menangani banjir, penataan lingkungannya, maupun pada industri disana..!!

Leave a comment