Tengoklah ke Dalam

 

Pagi ini kota Bandung didera hujan lumayan deras. Berangkat melewati jalanan kota ditengah deru motor yang saling berseliweran dan berkejaran. Kalau sudah begitu saya memilih santai saja dan mulai menikmati lantunan CD player.

 Hmm… ternyata asyik juga ya dengerin lagu Indonesia lama kaya chesario, january christy, dll. Dulu keliatannya ada idealisme dalam lagu-lagu mereka.  Selalu ada sbuah lagu yang isinya positif dan membangun.

Kayak lagunya chesario yang bertajuk ”Pemuda”. Isinya sangat positif dan sebagai fungsi lagu yang membangun sebuah semangat nampak banget disitu. Atau lagunya januari christy yang ”Mandiri” atau ”Masa-masa”. Berisi tentang hal-hal yang positif. Kalau boleh nyebut, isi lagunya materi training om NH18 deh.

Bukan begitu, lagu sekarang juga memang masih banyak yang bagus. Tapi banyak juga yang isinya cuma cinta-cintaan yang terkadang cinta-cinta yang aneh dan ngga jelas arahnya.

Lho koq malah jadi ngebahas lagu sih. Itu sih kerjaannya mas Jiwa Musik ya… Terima kasih mas JM atas referensinya. Tapi yang january christy-nya belum ada mas.

Ternyata betul, akibat hujan itu jalanan kota Bandung yang memang pas-pasan ini langsung mengalami macet yang luar biasa. Dan kali ini terasa banget. Mana saya janjian meeting jam 8 pagi ini. Biasanya sudah nyampe, eh ternyata masih berkutat di jalanan.

Setelah sms untuk mengatur ulang jadwal meeting, mulai deh perhatian di arahkan ke jalanan yang macetnya mulai tambah seru. Jalan yang biasanya 2 jajar, sudah berlapis 3 jajar. Masih juga ada yang nyelonong masuk jadi lapis ke-4. Sampai mengganggu arus dari arah berlawanan.

Yah, kerumitan jalanan mulai terasa dan bisa dibayangkan apa yang terjadi dengan orang-orang yang terjebak di dalam mobil-mobil itu. Dan apalagi yang bisa kita bayangkan perasaan apa yang terjebak di dalam hati setiap pengisi mobil itu.

Sampai ada dua mobil di belakang saya yang lagi beradu mepet-mepetan. Soalnya mobil yang satu nyelonong dengan pede menjadi jalur keempat. Yang disalip ngga mau terima. Dari depan mulai satu persatu mobil beradu kambing sama mobil ini. Asyik juga saya amatin dari kaca spion dan berjalan beberapa menit. Sampai akhirnya karena tambah rame ia nyeberang ke kanan dan masuk ke sebuah parkiran giant.

Saya suka geli aza dengan orang-orang yang sewot soal kemacetan kota, padahal sangat mungkin kita juga termasuk yang membuat kesemrawutan itu. Setidak-tidaknya kita tidak berusaha memahami bagaimana selayaknya kita hadir sebagai pengguna lalu lintas itu.

Atau kita tidak pernah berpikir, bahwa ketika kita memilih berkendaraan saja sudah merupakan pilihan yang patut dipertanyakan. Tidakkah itu membuat jalan kita semakin mendapat beban masalah yang tambah berat?

Iya, saya juga maksudnya. Menikmati sebuah mobil kapasitas keluarga cuma sendirian. Emang saya koq yang lagi saya kata-katain sendiri di sini. Istri saya selalu bilang, dulu sebelum batre sepeda listrik rusak, masih ada idealisme ngantor pake sepeda. Sekarang batrenya low, ternyata idealismenya low bat juga. Hehehe…

Siangnya selesai YM sama adik yang seorang dosen di Unibraw Malang, kita sampai pada kesimpulan rumput di tetangga selalu lebih hijau. Secara dia, sebenarnya ngga perlu ada keluhan. Menurut saya. Dia baru selesaikan S2 dan ngajar masih cukup banyak. Hmm tapi dia merasa terjebak dengan jadwal dan merasa belum bisa menikmati kegiatan mengajarnya. Sampai kepikiran gimana kalau dia nyari side job yang lebih bisa diatur sendiri.

Saya sampaikan, kamu enak terjebak dalam jadwal. Artinya terjebak dalam kepastian. Coba saya, yang hidupnya ngandelin dari orang belanja. Orang bisa beli bisa nggak. Saya sampaikan, saya sering terjebak dalam kondisi ketidakpastian. Ya demikian karakter bisnis adanya.

Masih untung posisi kamu yang sekarang ini, saya bilang. Masih banyak kepastian yang sudah ada dan bisa dijadikan modal untuk meningkatkan kapasitas. Orang yang kerja di kantor saya saja masih ada yang pengen jadi pegawai negeri kaya kamu.

Adiku, kalau sekarang lagi baca. Banyak yang bisa kita nikmati dari sesuatu yang nampaknya seperti menjebak kita. Sepertinya sungguh nightmare: memenjarakan kita.

Ngga, ngga begitu. Kondisi itu adalah sesuatu yang akan selalu baik sebenarnya. Apabila kita mensyukurinya dan mencoba melihat ke dalam.

Ada yang terjebak di jalanan macet. Ada yang terjebak di dalam kekesalan hati dan mesti menerobos jalanan macet. Ada yang terjebak dengan pemikiran sempit sebagai warga kota yang terus komplen soal kemacetan sementara pilihan-pilihan yang dia ambil tetep menambah kemacetan semakin parah. Ada yang terjebak dalam sudut pandang orang di luar selalu terasa lebih baik.

Maka marilah kita tengok ke dalam. Buatlah kebahagiaan itu dari dalam. Memulai dengan menata hati untuk sebentuk kenyataan tersulit apapun yang menghampiri kita.

Termasuk kita ketika menjadi warga sebuah kota. Kesemrawutan kota itu bukan sekedar refleksi dari pemimpinnya atau birokratnya. Tapi juga refleksi dari warga kotanya.

Maka, tengoklah ke dalam. Apa yang bisa kita nikmati dari situasi terjebaknya kita ke dalam suatu masalah.

Maka tengoklah ke dalam. Apa yang bisa kita ambil hikmah dari kerumitan yang ada.

Dan yang terpenting, mari tengoklah ke dalam, apakah dari setiap masalah yang menghampiri kita, apakah kita sudah menjadi bagian dari solusi atau dengan tanpa sadar kita merasa nyaman dan merasa tidak bersalah berada di wilayah yang menambah masalah. Gara-gara kita sudah memposisikan diri sebagai yang sibuk mengkritisi ini dan itu. Padahal kitapun tidak memiliki karya nyata sedikitpun.

Maka tengoklah ke dalam. Kenikmatan, kebahagiaan dan kelapangan itu datangnya memang dari dalam. Dan sungguh tidak bisa menuntut dan didatangkan dari luar.

~ by VIQEN on December 16, 2008.

8 Responses to “Tengoklah ke Dalam”

  1. BUKAN HAL GAMPANG MNEMUKAN Kenikmatan, kebahagiaan dan kelapangan…JIKA LUARNYA BURUK….

  2. ^_^ “Dan segala apa yang hadir dalam realitas kita saat ini merupakan cerminan dari jiwa kita” Begitu kata ust. Anis Matta. Segala hal yang terjadi adalah hasil karya benak dan persepsi kita

  3. mari kita sama-sama tengok… jangan cuma tengok.. lihat dan telaah apa isi didalam nya….

  4. balik ke jaman dulu ni ceritanya..lagu lagu lama enak didengar apalagi suara penyanyi nya. Kualitas penyanyi nya

  5. selalu aDa aLasan untuk ituh…

  6. Pasti macetnya di daerah pasar ujung berung – Terminal Cicaheum – daerah Suci & Cikutra – Gasibu.Wew…banyak juga titik macet yg kudu dilalui tiap hari ya bi…sy ngerasa bersyukur Waktu tempuh dari rumah kontrakan ke tempat saya kerja cuma +/- 5 menit.Sukses brother….

  7. yang penting bersyukur dan semangaaatt!!! 😀

  8. Tak mudah dilakukan…hanya orang yang memiliki kebijaksanaan yang sangguh melakukannya.

    Berpikir positive dari segala peristiwa,mencari solusi,….aku yakin lebih baik daripada mengerutu dan hanya mencari kesalahan dari orang lain. 😀

Leave a reply to thevemo Cancel reply